Aug 18, 2010

Lima Perkara Perosak Hati

* Lima Perkara Perosak Hati *


Hati adalah pengendali. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia rosak, rosak pula perbuatannya. Maka menjaga hati dari kerosakan adalah perlu dan wajib. Tentang perosak hati, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan ada lima perkara, 'bergaul dengan banyak kalangan teman (baik dan buruk), angan-angan kosong, bergantung kepada selain Allah, kekenyangan dan banyak tidur.'


1. Bergaul dengan banyak kalangan

Pergaulan adalah perlu, tapi tidak asal bergaul dan banyak teman. Pergaulan yang salah akan menimbulkan masalah. Teman-teman yang buruk lambat laun akan menghitamkan hati, melemahkan dan menghilangkan rasa nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam memenuhi berbagai keinginan mereka yang negatif. Dalam paparan kehidupan, kita sering menyaksikan orang yang hancur hidup dan kehidupannya gara-gara pergaulan. Biasanya output semacam ini, kerana motivasi bergaulnya untuk dunia. Dan memang, kehancuran manusia lebih banyak disebabkan oleh sesama manusia. Oleh sebab itu, kelak di akhirat, banyak yang menyesal berat kerana salah pergaulan. Allah berfirman:

"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata, 'Aduhai (dulu) kiranya aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku." (Al-Furqan: 27-29).

"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa." (Az-Zukhruf: 67).

"Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari Kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain), dan tempat kembalimu adalah Neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para penolong." (Al-Ankabut: 25).

Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi yang diingini. Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka pertemanan itu akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci dan melaknat. Kerana itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul hendaknya ukuran yang dipakai adalah kebaikan. Lebih tinggi lagi tingkatannya jika motivasi pertemanan itu untuk mendapatkan kecintaan dan redha Allah.

2. Larut dalam angan-angan kosong

Angan-angan kosong adalah lautan tak bertepi. Ia adalah lautan tempat berlayarnya orang-orang tiada tujuan hidup. Bahkan dikatakan, angan-angan adalah modal orang-orang tak bertujuan. Ombak angan-angan terus mengombang-ambingkannya, khayalan-khayalan dusta senantiasa mempermainkannya. Laksana anjing yang sedang mempermainkan bangkai. Angan-angan kosong adalah kebiasaan orang yang berjiwa kerdil dan rendah. Masing-masing sesuai dengan yang diangankannya. Ada yang mengangankan menjadi raja atau ratu, ada yang ingin keliling dunia, ada yang ingin mendapatkan harta kekayaan melimpah, atau isteri yang cantik jelita. Tapi itu hanya angan-angan belaka. Adapun orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia, maka cita-citanya adalah seputar ilmu, iman dan amal shalih yang mendekatkan dirinya kepada Allah. Dan ini adalah cita-cita terpuji. Adapun angan-angan kosong ia adalah tipu daya belaka. Nabi Sallallahu alaihi wasallam memuji orang yang bercita-cita terhadap kebaikan.

3. Bergantung kepada selain Allah

Ini adalah faktor terbesar perosak hati. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya dari bertawakkal dan bergantung kepada selain Allah. Jika seseorang bertawakkal kepada selain Allah maka Allah akan menyerahkan urusan orang tersebut kepada sesuatu yang ia bergantung kepadanya. Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya sia-sia. Ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak dari makhluk yang ia bergantung kepadanya. Allah berfirman, ertinya:

"Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam: 81-82)

"Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka." (Yasin: 74-75)

Maka orang yang paling hina adalah yang bergantung kepada selain Allah. Ia seperti orang yang berteduh dari panas dan hujan di bawah rumah laba-laba. Dan rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah dan rapuh. Lebih dari itu, secara umum, asal dan pangkal syirik adalah dibangun di atas ketergantungan kepada selain Allah. Orang yang melakukannya adalah orang hina dan nista. Allah berfirman, ertinya:

"Janganlah kamu adakan tuhan lain selain Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)." (Al-Isra': 22)

Terkadang keadaan sebahagian manusia tertindas tapi terpuji, seperti mereka yang dipaksa dengan kebatilan. Sebahagian lagi terkadang tercela tapi menang, seperti mereka yang berkuasa secara batil. Sebahagian lagi terpuji dan menang, seperti mereka yang berkuasa dan berada dalam kebenaran. Adapun orang yang bergantung kepada selain Allah (musyrik) maka dia mendapatkan keadaan yang paling buruk dari empat keadaan manusia, yakni tidak terpuji dan tidak ada yang menolong.

4. Makanan Makanan perosak ada dua macam.

Pertama , merosak kerana zat/materinya, dan ia terbahagi menjadi dua macam. Yang diharamkan kerana hak Allah, seperti bangkai, darah, anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam. Kedua, yang diharamkan kerana hak hamba, seperti barang curian, rampasan dan sesuatu yang diambil tanpa kerelaan pemiliknya, sama ada kerana paksaan, malu atau takut terhina. Kedua , merosak kerana melampaui ukuran dan takarannya. Seperti berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan melampaui batas. Sebab yang demikian itu membuatnya malas mengerjakan ketaatan, sibuk terus-menerus dengan urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya. Jika telah kekenyangan, maka ia merasa berat dan kerananya ia mudah mengikuti komando syaitan. Syaitan masuk ke dalam diri manusia melalui aliran darah. Puasa mempersempit aliran darah dan menyumbat jalannya syaitan. Sedangkan kekenyangan memperluas aliran darah dan membuat syaitan betah tinggal berlama-lama. Barangsiapa banyak makan dan minum, niscaya akan banyak tidur dan banyak merugi. Dalam sebuah hadits masyhur disebutkan:

"Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari memenuhi perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya. Jika harus dilakukan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).

5. Banyak tidur

Banyak tidur mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu dan membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada yang sangat dibenci, ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat dibutuhkan. Segera tidur pada malam hari lebih baik dari tidur ketika sudah larut malam. Tidur pada tengah hari (tidur siang) lebih baik daripada tidur di pagi atau petang hari. Bahkan tidur pada petang dan pagi hari lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara solat Subuh dengan terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat strategik. Kerana itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang malamnya untuk ibadah, mereka tidak mahu tidur pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan dan dibagi-bagikannya rezeki, saat diberikannya barakah. Maka masa itu adalah masa yang strategik dan sangat menentukan masa-masa setelahnya. Oleh itu, tidur pada waktu itu hendaknya kerana benar-benar sangat terpaksa. Secara umum, saat tidur yang paling tepat dan bermanfaat adalah pada pertengahan pertama dari malam, serta pada seperenam bagian akhir malam, atau sekitar lapan jam. Dan itulah tidur yang baik menurut pada doktor. Jika lebih atau kurang daripadanya maka akan berpengaruh pada kebiasaan baiknya. Termasuk tidur yang tidak bermanfaat adalah tidur pada awal malam hari, setelah tenggelamnya matahari. Dan ia termasuk tidur yang dibenci Rasul Sallallahu 'alaihi wa sallam .

Adab berpuasa dan solat terawih

Adab berpuasa dan solat terawih

Oleh NAZMI AIDARUS

Sumber: http://www.utusan.com.my/

Setiap orang yang mengerjakan puasa perlu mematuhi beberapa peraturan dan adab yang boleh menyempurnakan ibadah tersebut. Antara yang terpenting adalah:

1. Menjaga lidah daripada berdusta, mengumpat dan mencampuri urusan orang lain yang tiada kena-mengena dengannya;

2. Memelihara mata dan telinga daripada melihat dan mendengar perkara yang dilarang oleh syarak dan yang sia-sia;

3. Mengawal perut daripada merasai makanan dan minuman yang haram atau yang mengandungi unsur syubhat terutama ketika berbuka dan berusaha sedaya mungkin untuk menghasilkan pemakanan yang halal lagi bersih.

Ulama silam pernah berpesan: “Apabila kamu berpuasa maka perhatikanlah apa yang akan dijadikan makanan berbukamu dan di manakah kamu akan berbuka?” Ia adalah panduan yang terbaik bagi mengawasi diri daripada terjebak dengan unsur-unsur makanan yang tidak halal;

4. Berusaha menjaga kesemua pancaindera dan anggota tubuh badan daripada mendekati atau melakukan maksiat dan perkara yang sia-sia. Dengan demikian ibadah puasanya akan suci dan sempurna. Terdapat ramai yang memenatkan diri dengan berlapar dan berdahaga, membiarkan diri terdorong kepada perlakuan dosa dan noda, kerana itu puasanya rosak binasa dan keletihannya tidaklah berbaloi sebagaimana maksud sabda Rasulullah s.a.w.: Ramai yang berpuasa tidak mendapat ganjaran daripada puasanya melainkan lapar dan dahaga. (Riwayat an-Nasaei)

Meninggalkan maksiat menjadi kewajipan kepada seluruh orang Islam sama ada mereka sedang berpuasa atau tidak. Apatah lagi bagi yang berpuasa, ia lebih dituntut dan diwajibkan. Sabda Rasulullah, Puasa itu adalah ‘perisai', sekiranya seseorang daripada kalangan kamu sedang berpuasa janganlah dia bercakap kotor, melakukan keburukan dan berbuat bodoh. Jika ada orang lain yang mengejinya atau cuba memeranginya maka hendaklah dia katakan kepada orang itu: “Saya sedang berpuasa.” (Riwayat Bukhari dan Muslim);

5. Jangan membanyakkan tidur pada siang harinya dan makan pada malamnya, bahkan bersederhanalah pada kedua-duanya bagi menyelami kejerihan lapar dan dahaga. Dengan demikian sanubarinya terkawal, keinginan nafsunya kurang dan hatinya ceria. Itulah rahsia dan intipati puasa yang perlu dicapai;

6. Jauhkan diri daripada mengikut dorongan nafsu ketika berbuka dengan beraneka jenis makanan yang lazat-lazat. Sebaik-baiknya adat makannya sama sahaja pada bulan puasa dan bulan-bulan yang lain. Penggemblengan diri dalam mengurangkan tuntutan jasmani dan keinginan perasaan memberikan kesan yang positif terhadap kecerahan hati nurani yang amat dituntut terutama pada bulan Ramadan.

Mereka yang menjadikan keinginan nafsu perut sebagai tunggangan akal ketika berbuka yang menyalahi kebiasaan pada bulan-bulan lain sebenarnya terpedaya dengan pujukan iblis. Rayuannya bertujuan menghilangkan barakah (berkat) ibadah puasa mereka, nikmat limpahan ketenangan daripada Allah s.w.t., kekhusyukan diri ketika bermunajat dan berzikir kepada-Nya.

Kenyang

Sepatutnya orang yang berpuasa mengurangkan kadar pemakanannya sehingga terserlah kesan puasa itu kepada dirinya. Kekenyangan adalah punca kelalaian, kealpaan, keras hati dan malas untuk taat kepada Allah s.w.t..

Sabdanya: Takungan jelek yang dipenuhkan oleh manusia adalah kantong perutnya, memadailah baginya beberapa suapan yang dapat meneguhkan tulang belakangnya. Jika dia enggan maka berikanlah sepertiga (bahagian perutnya) untuk makanan, sepertiga kedua untuk minuman dan sepertiga terakhir bagi pernafasannya. (Riwayat Ahmad dan at-Tarmizi)

Terdapat ulama yang mengungkapkan kata-kata berikut: “Sekiranya perutmu kenyang anggota-anggota lain akan lapar (akan menurut turutan nafsu) tetapi sekiranya perutmu lapar kesemua anggotamu akan kenyang.”

As-Salaf as-Soleh (mereka yang terdahulu) mengurangkan perkara kebiasaan dan dorongan diri serta memperbanyakkan amal ibadat pada bulan Ramadan secara khusus bahkan itulah adat mereka sepanjang masa;

7. Tidak menyibukkan diri dengan urusan duniawi pada bulan Ramadan, bahkan mengambil kesempatan bagi beribadat kepada Allah dan mengingati-Nya sebaik mungkin. Justeru, dia tidak melakukan perkara duniawi melainkan sekadar keperluan hariannya atau kepada mereka yang berada di bawah tanggungannya. Demikian yang selayaknya dilakukan pada bulan Ramadhan yang mulia ini sama seperti pada hari Jumaat yang sepatutnya dikhususkan bagi amalan akhirat;

8. Mempraktikkan amalan sunah seperti segera berbuka apabila masuk waktunya, berbuka dengan buah tamar (kurma) dan jika ia tiada memadailah dengan segelas air serta melambatkan makan sahur.

Nabi s.a.w. berbuka dahulu sebelum Baginda mengerjakan solat Maghrib. Sabda baginda: Umatku sentiasa berada dalam keadaan baik (berkat) selama mana mereka mempercepatkan berbuka (apabila masuk waktunya) dan melambatkan makan sahur. (Riwayat Bukhari dan Muslim);

9. Menyediakan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa sekalipun dengan beberapa biji tamar atau segelas air. Sabda baginda s.a.w.: Sesiapa yang menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa baginya ganjaran seumpama pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahalanya (orang yang berpuasa). (Riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Khuzaimah)

10. Memenuhi malamnya dengan amalan sunat seperti solat terawih, witir dan sebagainya.

Adalah dinasihatkan kepada para imam supaya tidak mempercepatkan solat terawihnya seperti mana amalan kebiasaan di masjid dan surau.

Perbuatan tersebut menjejaskan mutu ibadat solat tersebut kerana meninggalkan ‘wajib-wajib' solat seperti meninggalkan tomakninah semasa rukuk dan sujud, mencacatkan bacaan al-Fatihah sebagaimana sepatutnya lantaran ingin kecepatan dalam mengejar waktu sehingga menyebabkan makmum di belakang tertinggal rukun-rukun penting dalam solatnya. Amalan terawih seperti itu adalah tidak sempurna dan berkurangan pahalanya.

Oleh itu berwaspadalah terhadap cara demikian dengan kembali mengamalkan ibadah solat seperti waktu-waktu lain, menyempurnakan kiam, bacaan al-Fatihah, rukuk, sujud, khusyuk, hadir hati dan semua peradaban solat dan rukunnya.

Bagi makmum pula disyorkan supaya sentiasa bersama imamnya sepanjang solat terawih itu sehinggalah selesai sama ada 20 rakaat ataupun lapan rakaat. Sabda Rasulullah s.a.w., Apabila seseorang menunaikan solat bersama imamnya sehinggalah imam itu (selesai dan) beredar, dikirakan untuknya (makmum) pahala kiam semalaman. (Riwayat an-Nasaei)

- NAZMI AIDARUS ialah Pegawai Hal Ehwal Islam, Jabatan Mufti Negeri Terengganu.

Qada' puasa, bayar fidyah dan ukuran cupak

Qada puasa adalah wajib ditunaikan terlebih dahulu sebelum datangnya bulan Ramadhan. Malah puasa sunat juga diharamkan untuk dikerjakan sebelum mengqada’ puasa yang tertinggal sebelumnya.

Sekiranya tidak berkesempatan, maka kita diwajibkan membayar fidyah. Fidyah bererti membayar denda berbentuk beras kepada fakir miskin.

Kadar fidyahnya mudah sahaja, iaitu sehari tinggal puasa bersamaan dengan fidyah secupak beras untuk tahun pertama. Tahun berikutnya digandakan mengikut tahun (lihat contoh mudah di hujung artikel ini).

Persoalan yang pertama, banyak mana sebenarnya ukuran secupak beras?



Secupak beras adalah bersamaan dengan 556 gram, iaitu lebih sedikit daripada setengah kilo, tetapi jauh lagi nak sampai satu kilo.

Dalam hal ini, satu perkara perlu diberi perhatian, iaitu membayar lebih tidak mengapa, membayar kurang jangan sekali.

Persoalan yang kedua, kepada siapa seelok-eloknya kita perlu membayar fidyah?

Ada pendapat yang mengatakan bayar fidyah lebih afdal terus kepada fakir miskin, daripada melalui amil yang dilantik.

Ada juga pendapat yang mengatakan bahawa lebih afdal membayar fidyah melalui amil, kerana amil telah dilantik dengan cara tertentu oleh pihak berkuasa. Tambahan pula, bukan senang hendak mencari fakir miskin di kawasan tempat tinggal kita.

Bagaimana pun menurut Imam Shafie, ikut mana-mana pendapat yang dirasakan sesuai kecuali apabila ditentukan oleh mufti negeri masing-masing. Dalam hal ini mufti wajib diutamakan.

Ini kerana kedudukan mufti negeri adalah yang tertinggi selepas sultan. Mufti negeri merupakan suara kepada sultan dalam bab agama. Oleh sebab itu, wajib dituruti.

Sebab itu dalam Islam, mufti tidak perlu menjadi terkenal. Seorang mufti adalah seorang yang senyap, tidak banyak berkata-kata, bersembang, dan sebagainya yang boleh menjatuhkan kredibiliti seorang yang berdarjat tinggi.

Kata seorang tokoh agama, seorang mufti tidak perlu ada blog, tidak perlu terlibat dalam politik, dan sebagainya seperti seorang hakim yang dilantik kerajaan.

Begitu juga keadaannya dengan Qadhi, yang kita lihat di zaman sekarang lebih banyak berpolitik, bersosial dan sebagainya yang mana sepatutnya kedudukan Qadhi adalah setaraf dengan hakim tadi.

Persoalan yang ketiga, berapakah nilai pendapatan yang boleh diklasifikasikan sebagai fakir miskin?

Nilai fakir sebenarnya boleh diukur begini. Ambil RM10 untuk buat pengukuran. Andaikan seseorang itu memerlukan RM10 sehari untuk perbelanjaan harian, termasuk diri sendiri dan tanggungan di bawahnya.

Sekiranya pendapatannya sehari cuma RM3. Maka dia adalah seorang fakir. Sekiranya pendapatannya RM7, maka dia adalah seorang yang miskin.

Sekiranya pendapatannya RM10, maka dia seorang yang sederhana. Sekiranya pendapatannya RM12, maka dia seorang yang berada. Sekiranya pendapatannya RM18, maka dia seorang yang kaya.

Begitulah ukuran yang mudah digunakan. Di manakah kedudukan anda?

Katakan anda perlu bayar rumah, kereta, tanah ladang, aset sana sini, kad kredit, pinjaman peribadi, dan sebagainya, yang mana baki akhir gaji anda menunjukkan bahawa anda hanya boleh berbelanja sebanyak RM3 sahaja dalam sehari.

Di mana kedudukan anda? Sudah pasti, anda bukan seorang fakir, kerana bukan nilai RM3 itu yang diambil kira, tetapi kesemua nilai yang menjadi hak anda seperti rumah, kereta, tanah ladang, dan aset.

Jika anda tidak cukup makan kerana bebanan ini, boleh jadi anda merupakan seorang yang boros atau tidak pandai merancang perbelanjaan. Nasihat saya, dapatkan seorang penasihat kewangan (kena bayar lagi).

Persoalan yang keempat, selepas bayar fidyah, adakah saya bebas dari hutang puasa?

Tidak, belum lagi. Puasa yang telah ditinggalkan itu tetap wajib diqada’ (diganti), dalam nisbah dan kadar yang sama, iaitu satu hari tertinggal bersamaan dengan satu hari qada’. Jumlah fidyah meningkat mengikut tahun, tetapi bilangan puasa tetap sama.

Habis, kenapa perlu bayar fidyah kalau tak bebas hutang? Bayar fidyah adalah kerana lewat mengqada’. Sama seperti konsep kad kredit, lewat bayar kena denda, tapi hutang lama masih perlu diselesaikan.

Persoalan yang kelima, apakah sebab selain lewat, yang mewajibkan kita wajib membayar fidyah?

Ibu mengandung yang tidak berpuasa kerana bimbang zat makanan anak di dalam kandungan, serta ibu yang menyusukan anak yang tidak berpuasa kerana bimbang kekurangan susu di dalam badan.

Keadaan ini berbeza dengan ibu mengandung yang menghadapi kesukaran atau risiko atau sebarang keuzuran syarie, di mana ibu itu hanya perlu mengqada’ sahaja tanpa perlu membayar fidyah.

Contoh mudah (seperti yang dinyatakan di awal artikel):

1.Tinggal puasa 1 hari tahun lepas, bayar 1 cupak.
2.Tinggal puasa 2 hari tahun lepas, bayar 2 cupak.
3.Tinggal puasa 1 hari 2 tahun lepas, bayar 2 cupak.
4.Tinggal puasa 2 hari 2 tahun lepas, bayar 4 cupak.
5.Tinggal puasa 1 hari tahun lepas dan 1 hari 2 tahun lepas, bayar 3 cupak.
6.Tinggal puasa 2 hari tahun lepas dan 1 hari 2 tahun lepas, bayar 4 cupak.
Kesimpulannya, darabkan jumlah hari dengan jumlah tahun lalu (berasingan mengikut tahun) dan kemudian tambahkan kesemua tahun-tahun ini, maka dapatlah jumlah cupaknya.

Mudah bukan? Kalau dapat, cuba kira bayaran fidyah yang wajib dibayar oleh seseorang yang tidak pernah berpuasa selama 40 puluh tahun hidup di atas muka bumi Allah ini… Huh?! Macam kena pakai formula jinjang arithmetik jer?

Aug 2, 2010

Susunan Kekananan bendera terkini

Assalamualaikum, salam hormat

Susunan keutamaan bendera - bendera di negeri seluruh Malaysia telah berubah berikutan Kemangkatan AlMarhum Sultan Iskandar. Susunan adalah seperti berikut:

1. Malaysia
2. Kedah
3. Pahang
4. Kelantan
5. Perak
6. Perlis
7. Selangor
8. Negeri Sembilan
9. Johor
10. Terengganu
11. Sarawak
12. Pulau Pinang
13. Sabah
14. Melaka
15. Wilayah Persekutuan
Kuala Lumpur
Labuan
Putrajaya

Harap Maklum.


Sumber etiketprotokol

Majlis Penyerahan Tugas Guru Besar







Kami mengucapkan selamat datang kepada En Ismail Ambiah selaku Guru Besar Sekolah Kebangsaan Manong yang baru berkuatkuasa pada tarikh 1hb Julai 2010. Semoga sekolah akan lebih cemerlang, gemilang dan terbilang dibawah pentadbiran tuan.

Pengikut